Setelah berita corona yang sudah trending sejak
awal tahun di Indonesia dengan awal kematian hanya 1 orang hingga menyebar ke
ribuan orang hingga jutaan diseluruh penjuru dunia. Awalnya memang kita tidak
mengetahui bahwa corona termasuk kategori pandemi. Jika dari awal sudah
mengetahui pandemi, mungkin bisa dicegah dengan membuat kebijakan-kebijakan
untuk mengurangi mobilitas lebih awal
Daya tanggap dan kurangnya informasi yang lebih
valid, hingga pertengahan bulan Maret lalu tingkat kematian mencapai ribuan
orang. Hingga mayoritas orang yang kalang kabut membeli desinfektan dan masker
untuk mencegah penyakit yang mematikan. Sampai harga-harga tersebut naik 4 kali
lipat seperti biasanya. Alhasil tingkat kematian semakin hari bertambah banyak
dan membuat parno juga dalam diri.
Corona disebabkan oleh virus yang memang harus
dideteksi lebih dini, karena virus memang tidak ada obatnya berbeda dengan
bakteri. Apabila disebabkan oleh virus, yang harus dilakukan harus dengan
pemberian antibiotic atau vaksin. Kesiapan vaksin untuk diberikan ke manusia
memang tidak mudah, harus melalui tahapan uji. Hal ini memang harus dilakukan
trial dan error karena tidak sembarang asal memasukkan zat ke dalam tubuh
makhluk hidup.
Wabah corona ini memang terindikasi apabila
kita kontak langsung dengan orang yang suspect telah terinfeksi corona. Apabila
sudah airborne, sudah tidak bisa dibayangkan berapa orang yang mati karena
infeksi begitu cepat. Seharusnya apabila corona diketahui sejak awal, mungkin
bisa di cegah dan diantisipasi. Namun sudah terlambat karena daya tanggap yang
kurang sehingga penyebaran semakin tinggi.
Tim kesehatan dengan jerih payah upaya untuk
membantu menangani corona begitu hebat. Mereka begitu totalitas dengan
mengorbankan nyawanya demi membantu orang lain karena ini memang kewajiban dan
tugasnya. Dari mulai dokter hingga perawat. Mereka harus memakai APD yang
setiap hari harus ganti karena tidak mungkin untuk digunakan hingga 2-3 kali. Kekuatan
mereka mendorong kita harus tetap stay di rumah.
Upaya sekarang yang lagi gencar dilakukan untuk
individu masing-masing yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, pola makan
yang sehat dan bergizi. Memang aneh deh sebulan lalu berita corona yang yang
lagi trending tentunya kita pasti penasaran ya. Mengikuti berita corona membuat
kita merasakan panas dingin sendiri. Setelah aku telusuri hal itu wajar, itu
merupakan reaksi psikosomatik.
Menggali soal corona memang berkaitan dengan
ilmu kedokteran hewan, penularan penyakit dari hewan ke manusia. Padahal pnyakit pada hewan begitu
sangat banyak sekali. Dan ini kita merasakan dampaknya yang sangat luar biasa.
Gak menyangka penyakit corona ini sampai
sekarang April tetap masih ada dan berdampak ke seluruh aspek yaitu ekonomi, sosial,
budaya dan agama. Apalagi sekarang di Indonesia lagi bulan Ramadhan. Dampak yang
dirasakan ke semua berbagai dunia sangat dirasakan apalagi soal ekonomi yang
memegang peranan penting.
Saya sebagai karyawan swasta, melihat dampaknya
begitu miris. Apalagi ditinjau dari aspek ekonomi, banyak karyawan yang di PHK
karena memang kondisinya tidak memungkinkan. Ibarat rantai produksi ada salah
satu rantai yang terputus sehingga tidak berjalan normal seperti biasanya. Disisi
lain, dengan banyaknya tingkat PHK banyak orang yang harus pulang ke kampung halaman
masing-masing karena memang tidak ada pemasukan sedangkan arus mudik tidak
dibolehkan.
Mengamati situasi kondisi terkadang juga sulit,
seharusnya kita memang harus memiliki tabungan dan usaha sampingan. Hal ini untuk
mengantisipasi kondisi PHK yang begitu marak dan genjar apalagi sangat dirasakan
oleh mayoritas orang yang sedang bekerja di perusahaan swasta. Selain banyak
orang yang di PHK ada juga kalangan bawah yang tidak bisa makan memang karena
kondisi lockdown begitu terasa. Jalan yang awalnya begitu ramai, kini begitu
sepi karena memang ada larangan yang mewajibkan untuk stay di rumah.
Memang semuanya terkena dampaknya dari gojek, tempat
wisata, hptel hingga bisnis makanan hingga ada PT yang tutup karena bahan sudah
tidak ada untuk diproses. Gencarnya wabah corona ini sangat merugikan semua
kalangan.
Sedangkan dibulan Ramadhan ini sebagai umat
muslim wajib menjalankan puasa dan shalat sunnah tarawih. Ketika corona datang,
shalat jumat sudah dilarang tetapi masih ada sebagian kecil. Apalagi shalat
tarawih kebanyakan orang dilakukan secara munfarid. Memang kondisi yang tidak
memungkinkan. Berjabatan tangan aja tidak boleh karena harus menjaga jarak
antar orang hingga 1 m karena untuk mengantisipasi penularan corona.
Awal perdana
yang nantinya puncak kemenangan kita di bulan Idul Fitri kita tidak bisa
berkumpul dengan keluarga dan bercengkrama. Kalo di Madiun rumahku, jika aku
pulang harus dikarantina selama 2 minggu. Memang larangan pemerintah untuk
tidak mudik begitu jelas. Karena corona sudah menyebar ke berbagai penjuru
Indonesia. Apalagi jika kita sedang perjalanan menggunakan transportasi umum. Kontak
dengan orang yang tidak diketahui asal usulnya memang yang harus diwaspadai.
Harapannya
semoga corona segera berakhir dengan cepat dan bisa kembali dengan normal agar
semua rakyat bisa hidup seperti sedia kala. Jika terus menerus, akan
membahayakan bagi semuanya. Tanpa hambatan keluhan dan tangisan. Kuncinya tetap
semangat dan harus berfikiran positif agar semuanya lancar. Entah apa yang
terjadi tetap berusaha dan menjaga diri baik-baik agar tidak terkontaminasi.
Sumber : https://www.google.com/search?q=corona&client=firefox-b-d&sxsrf=ALeKk02Cv__yCHX6GOFwqtw2AxIxQriU8A:1588048165945&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwicxMS2pIrpAhVjmeYKHQn-BGgQ_AUoAnoECBoQBA&biw=1600&bih=786#imgrc=KFyQW1ZiME7fKM